1. Komoditas Jambu Bol
Jambu bol (atau jambu kepal dan jambu merah) adalah pohon buah kerabat jambu-jambuan. Buah jambu ini memiliki tekstur daging yang lebih lembut dan lebih padat dibandingkan dengan jambu air. Tidak begitu jelas mengapa namanya demikian karena bol (bahasa Melayu) atau bool (bahasa Sunda) berarti "pantat". Nama-nama daerahnya di antaranya jambu bo, jambu jambak (Min.), jambu bool (Sd.), nyambu bol (Bl.), jambu bolo (Mak.), jambu bolu (Bug.). Juga, jambu darsana, dersana, tersana (Jw., Md.); kupa maaimu (Sulut); nutune, lutune, lutu kau, rutuul (Mal.) dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Malay apple, sementara nama ilmiahnya adalah Syzygium malaccense (yang berarti: ‘berasal dari Malaka’) menunjuk pada salah satu wilayah asal-usulnya.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Homoptera
Famili : Psyllidae
Genus : Megatrioza
Spesies : Megatrioza vitiensis
Morfologi :
Lalat kecil berwarna hitam kekuningan.
Gejala serangan:
Serangga sering membuat bisul-bisul pada permukaan daun tanaman jambu. Larva menyerang buah dengan cara menggerek dan melubangi dan hidup di dalamnya. Buah dapat gugur. Serangga membuat bisul-bisul pada bagian permukaan daun tanaman jambu air dan jambu dersana.
Bioekologi :
Daur hidup : (tidak ditemukan mengenai literaturenya)
Kisaran inang : jambu air dan jambu dersana.
Pengendalian :
Membungkus buah dengan ijuk, menggunakan perangkap berbahan aktil metyl eugenol, penyemprotan daun muda dan tunas dengan insektisida sistemik Perfekthion 400 EC dengan cara infus akar/batang menjelang masa berbunga. Semut rangrang juda dapat menjadi predatornya. Lebih baik daun-daun yang telah diserang dipotong, kemudian dibakar.
2. Komoditas Jeruk
Jeruk sangatlah beragam dan beberapa spesies dapat saling bersilangan dan menghasilkan hibrida antarspesies ('interspecific hybrid) yang memiliki karakter yang khas, yang berbeda dari spesies tetuanya. Keanekaragaman ini seringkali menyulitkan klasifikasi, penamaan dan pengenalan terhadap anggota-anggotanya, karena orang baru dapat melihat perbedaan setelah bunga atau buahnya muncul. Akibatnya tidak diketahui dengan jelas berapa banyak jenisnya. Penelitian-penelitian terakhir menunjukkan adalah keterkaitan kuat Citrus dengan genus Fortunella (kumkuat), Poncirus, serta Microcitrus dan Eremocitrus, sehingga ada kemungkinan dilakukan penggabungan. Citrus sendiri memiliki dua anakmarga (subgenus), yaitu Citrus dan Papeda. Asal jeruk adalah dari Asia Timur dan Asia Tenggara, membentuk sebuah busur yang membentang dari Jepang terus ke selatan hingga kemudian membelok ke barat ke arah India bagian timur. Jeruk manis dan sitrun (lemon) berasal dari Asia Timur, sedangkan jeruk bali, jeruk nipis dan jeruk purut berasal dari Asia Tenggara.
Banyak anggota jeruk yang dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan pangan, wewangian, maupun industri. Buah jeruk adalah sumber vitamin C dan wewangian/parfum penting. Daunnya juga digunakan sebagai rempah-rempah. Tanaman jeruk juga banyak hama yang menyerang, satu diantaranya adalah :
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Gracilariidae
Genus : Phyllonistis
Spesies : Phyllocnistis citrella
Morfologi :
Lebar bentangan sayapnya 8-10 mm. Bagian depannya putih dengan dua garis sempit berwarna keabuan. Sayap belakangnya juga putih, tetapi bagian tepinya ada bulu halus yang warnanya kelabu pucat.
Gejala serangan :
Larva serangga ini akan menggorok daun jeruk yang masih muda dan tampak gejala berkelok-kelok akibatnya daun jeruk keriput atau menggulung dan gugur. Jika serangan menghebat, daun bisa menjdi kering dan terlihat ada garis berlekuk-lekuk putih.
Bioekologi :
Ulat betina bertelur satu-satu pada permukaan bawah daun dekat tulang daun terutama pada daun yang masih muda telur akan menetas dalam waktu 3-5 hari. Ulat yang baru menetas warnanya kuning pucat masuk ke dalam jaringan daun dan terus membuat terowongan yang berliku-liku berwarna putih seperti perak. Akibatnya daun muda menjadi menggulung dan terhambat pertumbuhannya, rupanya menjadi jelek, berkeriting, dan akhirnya menjadi kering. Di ujung akhir terowongan biasanya terdapat pupa pada tepi daun yang warnanya cokelat. Total daur hidupnya lebih kurang 3 minggu.
Pada ketinggian lebih dari 1.000 mdpl. serangan hama tersebut tidak begitu hebat. Serangan umunya banyak terjadi pada pesemaian. Semai muda banyak diserang sehingga perkembangannya akan terhambat.
Pengendalian :
Setelah biji jeruk mulai tumbuh, sebaiknya tanaman segera disemprot insektisida dengan bahan aktif Methidathion (Supracide 40 EC, Basudin 60 EC), Malathion (Gisonthion 50 EC, 50 WP), Diazinon (Basazinon 45/30 EC). Penyemprotan dilakukan 3 hari sekali. Ulat yang sudah terlanjur masuk ke terowongan sulit disemprot karena sudah terlindung oleh kulit daun. Jika terlihat ada garis putih berliku-liku, ulat segera disemprot ulang. Namun jika belum mati, ulat sebaiknya dipijit hingga mati kemudian daun dipetik dan dibenamkan dalam tanah. Musuh alami, ada sejenis tabuhan yang menjadi parasit ulat terowongan.
3. Komoditas Ubi Jalar
Ubi jalar atau ketela rambat (Ipomoea batatas L.) adalah sejenis tanaman budidaya. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi dengan kadar gizi (karbohidrat) yang tinggi. Di Afrika, umbi ubi jalar menjadi salah satu sumber makanan pokok yang penting. Di Asia, selain dimanfaatkan umbinya, daun muda ubi jalar juga dibuat sayuran. Terdapat pula ubi jalar yang dijadikan tanaman hias karena keindahan daunnya.
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : Curculionidae
Genus : Cylas
Spesies : Cylas formicarius
Gejala serangan :
Serangga ini banyak merusak umbi ubi jalar dengan cara masuk dalam umbi dan memakan bagian kulitnya. Umbi yang telah diserangnya akan timbul bau yang tidak enak. Walaupun serangannya hanya sedikit, rasa umbi yang sudah terserang tidak enak lagi. Kadang serangan hama ini juga diikuti oleh serangan ulat Omphisa anastomosalis Gn., yang juga mengebor masuk ke dalam umbi. Warna ulatnya ungu muda atau kekuningan.
Bioekologi :
Serangga ini memakan pada waktu malam. Selain memakan daun dan tangkai, biasanya kumbang ini juga suka memakan umbi dengan cara mengebor sedalam 1-2 cm. Telurnya diletakkan dalam batang atau umbi yang ditutup dengan sisa makanan. Setelah menetas, larvanya langsung dapat memakan umbi ditempat menetasnya. Kumbang ini bisa hidup selama 3 bulan. Setiap harinya kumbang bisa bertelur 2 butir dan jumlahnya bisa mencapai 200 butir. Serangan hama ini bisa menimbulkan kerusakan sampai 50%, terutama jika disertai serangan ulat Omphisa anastomosalis. Serangan hama ini bisa berlanjut terus sampai umbi disimpan sebab larva dan kumbangnya sudah berada dalam umbi. Larvanya bisa menjadi pupa di dalam umbi atau di dalam tanah. Panjang pupanya lebih kurang 6-7 mm.
Daur hidup hama ini dari telur sampai dewasa 6-7 minggu. Telurnya menetas dalam 1 minggu. Masa larvanya lebih kurang 2-4 minggu atau lebih. Pada waktu musim kering masa larvanya lebih pendek dan kumbang dewasanya lebih aktif dan berlembang lebih cepat. Lama masa pupanya sekitar 1 minggu. Pada waktu musim hujan aktivitasnya menurun.
4. Komoditas Jambu Batu
Jambu batu (Psidium guajava) atau sering juga disebut jambu biji, jambu siki dan jambu klutuk adalah tanaman tropis yang berasal dari Brazil, Amerika Tengah, disebarkan ke Indonesia melalui Thailand. Hingga saat ini telah dibudidayakan dan menyebar luas di daerah-daerah Jawa. Jambu batu memiliki buah yang berwarna hijau dengan daging buah berwarna putih atau merah dan berasa asam-manis. Buah jambu batu dikenal mengandung banyak vitamin C.
Jambu biji adalah salah satu tanaman buah jenis perdu, dalam bahasa Inggris disebut Lambo guava. Jambu tersebut kemudian dilakukan persilangan melalui stek atau okulasi dengan jenis yang lain, sehingga akhirnya mendapatkan hasil yang lebih besar dengan keadaan biji yang lebih sedikit bahkan tidak berbiji yang diberi nama jambu Bangkok karena proses terjadinya dari Bangkok. Dengan berbagai cara mengembangbiakannya tanaman ini juga diserang oleh beberapa jenis hama, salah satunya :
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Tephritidae
Genus : Bactrocera
Spesies : Bactrocera dorsalis
Morfologi :
Lalat buah dewasa ukurannya sedang dan berwarna kuning. Sayapnya datar. Pada tepi ujung sayap ada bercak-bercak cokelat kekuningan. Abdomen-nya ada pita-pita hitam, sedangkan thorax-nya ada bercak-bercak kekuningan. Ovipositornya terdiri dari 3 ruas dengan bahan seperti tanduk yang keras.
Gejala serangan :
Lalat betina dengan ovipositornya menusuk buah dan meletakkan telurnya dalam lapisan epidermis. Pada waktu menetas, larvanya akan memakan daging buah hingga warna buah menjadi jelek dan tidak dapat dimakan. Biasanya serangan lalat ini diikuti hama lain. Telur kadang diletakkan tidak hanya di dalam buah, tetapi juga pada bunga dan batang. Batang yang terserang akan terjadi bisul. Sementara itu buahnya akan menjadi kecil dan berwarna kuning.
Bioekologi :
Dengan ovipositornya, lalat ini menusuk kulit buah. Telurnya diletakkan di dalam kulit buah. Jumlah telur sekitar 100-120 butir. Setelah 2-3 hari, telur akan menetas dan menadi berenga. Berenga tersebut membuat terowongan di dalam buah dan memakan dagingnya selama lebih kurang 2 minggu. Berenga yang telah dewasa meninggalkan buah dan jatuh di atas tanah, kemudian membuat terowongan 2-5 cm dan berpupa. Lama masa pupa 7-8 hari. Total daur hidupnya antara 23-24 hari, tergantung keadaan udara. Dalamm satu tahun, lalat ini kira-kira menghasilkan 8-10 generasi.
Kisaran inang : ketimun, labu, semangka, tomat, papaya, jeruk, mangga, kurma dan buncis.
0 komentar:
Posting Komentar