Menabung Pangkal Miskin ???
|
Hahaha judulnya provokatif sekali kata seorang peserta training saya
sewaktu di Batam beberapa waktu yang lalu. Saya tidak bermaksud untuk
mengecilkan arti menabung karena saya percaya menabung itu adalah salah satu
kebiasaan yang sangat luar biasa untuk menciptakan masa depan yang lebih
bahagia secara finansial. Artikel ini sebenarnya ingin mengajak kita semua
untuk lebih melek secara finansial atau lebih punya kecerdasan finansial yang
jauh lebih baik sehingga pengetahuan kita tentang menabung menjadi jauh lebih
benar dan mampu memberikan kekayaan kepada kita bukannya membuat kita menjadi
semakin miskin.
Badu sangat menyayangi anaknya yang bernama Eva yang saat ini baru
berusia 3 tahun. Sebagai orangtua Badu tentu menginginkan yang terbaik untuk
Eva anaknya termasuk dalam hal pendidikan Eva nanti. Suatu hari Badu
mendatangi universitas di jakarta yang menjadi almamaternya, dia berdiskusi
dengan dosen-dosennya terdahulu dan dari percakapan itu Badu mendapatkan
informasi bahwa saat ini untuk masuk Fakultas Ekonomi di almamaternya
tersebut membutuhkan biaya uang pangkal sebesar 15 juta.
Dalam perjalanan pulang Badu berpikir tentang Eva dan berharap Eva
dapat kuliah di almamaternya yang merupakan salah satu universitas unggulan
di Jakarta. Dalam hati Badu berkata angka 15 juta bukanlah angka yang berat
baginya karena saat ini saja dia mempunyai tabungan di Bank sebesar 15 juta
yang didapatkan dari hasil menabung selama sekian tahun. Badu merasa aman
karena dia berkata paling tidak untuk Eva kuliah nanti bisa mengambil dari
tabungannya yang ada saat ini.
Sebenarnya Badu adalah orang yang sangat sayang
kepada anaknya tetapi sebenarnya cara menabung yang dilakukan oleh Badu dapat
membuat dia gagal untuk memasukkan anaknya ke perguruan tinggi. Mengapa ?
Karena pertumbuhan uang Badu masih kalah cepat dibandingkan dengan kenaikan
biaya sekolah di perguruan tinggi. Dalam kecerdasan finansial seseorang harus
tahu berapa kenaikan biaya per tahun atau inflasi dan berapa pertumbuhan uang
yang akan di dapatkan dari tabungannya.
Melihat sejarah Indonesia didapatkan besar inflasi
sekitar 8,5% per tahun selama 10 tahun terakhir ini dan ternyata setelah
didapatkan informasi lebih jauh kenaikan biaya pendidikan untuk Fakultas
Ekonomi di almamater Badu mencapai 11% per tahun. Artinya jika dihitung biaya
kuliah untuk Eva 15 tahun mendatang akan mencapai sekitar 71 juta rupiah.
Lalu berapa uang yang didapatkan dari hasil tabungan Badu selama 15 tahun ?
Kalau saja uang itu ditabung dalam tabungan konvensional dengan bunga sebesar
3% per tahun maka uang Badu akan menjadi 23 juta atau apabila didepositokan
dengan bunga sekitar 5% per tahun akan berjumlah 31 juta.
Padahal untuk biaya kuliah yang
diperlukan Eva untuk 15 tahun mendatang adalah 71 juta. Lalu apa yang akan
terjadi ? Ya uangnya tidak mencukupi untuk biaya uang pangkal kuliah Eva.
Menabung itu sangat bagus tetapi jika anda salah menempatkan tabungan anda
maka akan menjadi miskin seperti halnya Badu. Andai saja Badu memiliki
kecerdasan finansial maka Badu pasti akan berpikir untuk tidak hanya menabung
seperti biasa tetapi harus melakukan yang namanya investasi. Konsep dasar
dari investasi adalah membuat pertumbuhan uang menjadi lebih cepat dan
melampaui besaran inflasi sehinga seseorang mampu mencapai tujuan
finansialnya dengan lebih efektif.
Anda ingin tahu lebih mendalam tentang kecerdasan
finansial ini ? Segera dapatkan buku kecerdasan finansial untuk karyawan dan
keluarga karya saya yang berjudul NASIBMU di DOMPETMU yang akan membekali
anda untuk menjadikan hidup ini jauh lebih bahagia.
|
0 komentar:
Posting Komentar